SI BUNGSU?


Menjadi anak bungsu dari tiga bersaudara bukanlah suatu hal yang mengerikan. Bahkan sebaliknya. Selayaknya orang tua, yang tak pernah membedakan anak-anaknya, yang selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan anaknya, yang selalu memberi segala hal terbaik untuk anaknya dan selalu menunjukkan pembelajaran positif untuk generasi penerus di keluarganya.
Wajib bersyukur rasanya memiliki keluarga yang harmonis.
Namun, taukah kalian? Banyak orang yang selalu menyepelekan anak bungsu. Anak terakhir yang identik dengan manjanya. Anak terakhir yang maunya menang sendiri. Anak terakhir yang "duh gabisa diandelin nih".
Wajar rasanya orang tua mau menjadikan anak-anaknya orang hebat. Setelah anak pertama tumbuh, mau ga mau anak kedua sebisa mungkin harus lebih baik dari anak pertama. Bukan berarti anak pertama tidak baik. Kebanyakan orangtua selalu mengoreksi caranya dalam menumbuh kembangkan anak, pasti ada saja kelebihan dan kekurangan. Tentu saja hal positif akan terus dilanjutkan serta hal negatif akan dibuang dan digantikan dengan yang lebih baik lagi.
Sampai pada titik anak terakhir yang sebisa mungkin mendapatkan perlakuan paling terbaik setelah mengoreksi kakak-kakaknya. Mungkin dari kebiasaan itu menjadikan pertumbuhan anak terakhir khas dengan pilihan paling perfect. Dinilai memiliki nilai lebih dalam perlakuan orang tua membuatnya sedikit di cap sebagai anak pemanja, kurang mandiri, dan memiliki pemikiran kecil.
Setelah dewasa, bisa dibuktikan sendiri perkembangannya. Anak bungsu tak selamanya memiliki rasa nyaman dalam kondisi tersebut. Ada saatnya suatu masa dia akan memberontak dan mengklaim dirinya berhak atas keputusan hidupnya. Tidak mau lagi bergantung dengan pilihan orang tua nya.
Mungkin ada beberapa orang tua yang selalu menjadikan kemandirian anak bungsu dari ia kecil, tapi tidak untuk semua orang tua di bumi ini. Kebanyakan menginginkan segala sesuatu yang diambil anak bungsu wajib berasal dari mereka.
Menginjak usia 20 tahun keatas, anak bungsu bukanlah anak bungsu lagi. Mungkin kemandirian beberapa anak bungsu masih tergolong rendah daripada kakak-kakaknya, tapi banyak juga anak bungsu yang sangat mandiri dan bahkan melebihi kemandirian kakak-kakaknya. Semua bergantung dengan lingkungan keluarga masing-masing.
Semakin larut dalam perjalanan hidup, anak bungsu pasti banyak dipertemukan pada situasi sulit yang mau tidak mau harus dilewati dan wajib memikirkan bagaimana cara terbaik untuk antisipasi kemunduran langkah. Selain itu, sudah dipastikan juga bakal bertemu dengan banyak orang yang memiliki karakteristik berbeda. Jauh berbeda dengan orang yang selama ini disekitar zona nyamannya. Balik lagi, si bungsu wajib mengetahui cara terbaik dalam menghadapi orang-orang yang bisa saja membuat dirinya terpuruk dengan ucapan tak berfaedah maupun tindakan yang tak diharapkannya. Jangan salah, bungsu bisa menjadi orang paling dewasa dan paling manja di lain kondisi. Waktu yang akan menjadikan karakternya tumbuh dengan baik, dan lingkungan yang akan mendorong pola pikirnya mendewasa.

Komentar

  1. emang sih si anak bungsu identik dengan manjanya, tapi biasanya si anak bungsu ini ngga canggung buat nunjukkin kasih sayang dan kpeduliannya ke org2 terdekat.
    setuju deh, stelah dwasa si anak bungsu ini bisa mmbuktikan sndiri prkembangannya. Mngkin krn udh trbiasa ikut brgaul dgn kakak dan temen2 kakakny, jd si anak bungsu ini lbih mudah brshabat dan brsosialisasi dgn org lain shingga saat sdh mmasuki dunia kerja, si anak bungsu ini mmiliki wwasan lbih luas dan dpt blajar dgn cepat.
    utk si anak bungsu, "forever young" yaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam untuk anak bungsu dan lingkungan terbaiknya di seluruh bagian bumi ini ;)

      Hapus

Posting Komentar